About

Time is Money

Business Galih.

Towards Better Financial

Business Galih.

Personal Finance

Business galih.

Technology Advances

Business Galih.

Financial Charts

Business Galih.

Friday, 6 March 2015

PELUANG BISNIS DI LINGKUNGAN KAMPUS

LIMA BISNIS KECIL MENGUTUNKAN

Hasil gambar untuk bisnis sekitar kampus




Berbisnis akan sangat menguntungkan apabila dilakukan di lokasi yang strategis. Kampus merupakan salah satu lokasi yang memiliki banyak calon pelanggan potensial. Berikut beberapa jenis usaha yang bisa Anda lakukan di kampus:

Kuliner
Makanan menjadi salah satu bisnis yang tak akan ada matinya. Dari itu, usaha yang satu ini akan berpeluang sukses di lingkungan kampus. Pasalnya, usaha kuliner di lingkungan kampus akan memiliki banyak pelanggan dari kalangan mahasiswa.

Fotokopi
Sudah barang tentu fotokopi menjadi kebutuhan tugas para mahasiswa. Dengan itu, usaha yang satu ini patut dipertimbangkan oleh penggiat bisnis UKM.

Rumah kos
Usaha rumah kos sangat mengiurkan di tengah lingkungan kampus. Rumah kos menjadi kebutuhan bagi para mahasiswa khususnya yang berasal dari luar kota, sehingga tak akan ada matinya. Untuk menjalankan bisnis ini, cobalah untuk membangun rumah kos yang strategis dan harga yang terjangkau oleh mahasiswa.

Pulsa
Siapa pun dapat dengan mudah menjalanan bisnis yang satu ini lantaran waktunya yang sangat fleksibel. Baik mahasiswa itu sendiri atau para penggiat usaha bisa membangun usaha dekat dengan lokasi kampus.

Laundry
Usaha jasa laundry memiliki prospek cerah di lingkungan kampus. Agar sukses, Anda dapat memberikan service antar jemput dengan harga yang terjangkau.

PELUANG USAHA MENDIRIKAN WARNET

Abstrak

  Peluang dalam bisnis sebenarnya sangat banyak, tergantung dari diri kita sendiri, apakah sanggup mengambil peluang tersebut atau tidak. Senjata ampuh untuk mendapatkan peluang tersebut adalah sikap mental positif. Menurut Profesor Edwood Chapman, sikap mental adalah cara mengomunikasikan atau mengekspresikan suasana hati atau watak kepada orang lain. Jika kita mengekspresikan suasana hati kitaa secara positif, maka kita disebut orang yang bermental positif. Sikap menal positif mendorong kita unuk mencapai tujuan positif dan menjadi kreatif.  Selain itu kreativias juga berperan besar dalam memperoleh peluang. Orang yang menanggapi seiap perubahan lingkungan secara kreatif dan inovatif akan banyak mendapatkan peluang untuk berbisnis.
              
Peluang Usaha Warnet

Hasil gambar untuk WARNET

ISI

     Usaha warnet cukup mudah untuk didirikan. Dengan membeli komputer, misalnya 7-5 buah, lalu instal jaringan agar komputer-komputer tersebut terkoneksi dengan internet.
     Untuk mengelolanya pun tidak perlu orang-orang yang berskill komputer tinggi. Cukup orang-orang yang mengeri tentang komputer. Karena mudah mendirikannya, banyak orang yang berlomba-lomba mendirikan usaha ini. 

      Walaupun sudah banyak usaha warnet yang ada, namun usaha ini masih tetap bermunculan. Selain dari pembuatannya mudah, trend teknologi sebenarnya juga mempunyai peran besar dalam pembentukan pasar dari usaha warnet. Mereka berusaha menarik pelanggan dengan menambah kenyamanan, spesifikasi komputer, dan kecepatan koneksi internet. 

Langkah-langkah Membangun Warnet
 Berikut ini adalah beberapa langkah untuk mendirikan warnet :

1. Pemilihan lokasi
 Lokasi yang umumnya sangat strategis untuk usaha warnet/internet café dekat lokasi sekolah /kampus, atau dekat dengan pusat keramaian. Sebagian pihak menyebut bahwa berlokasi dekat dengan kegiatan mahasiswa menguntungkan bagi Warnet. Alternatif pengunjung lain adalah kelompok pekerja. Lokasi sangat penting karena bisa dijadikan tolak ukur keberhasilan usaha. 

2.   Jumlah komputer
Investasi komputer dalam jumlah banyak adalah faktor penting berikutnya. Selain tingkat utilisasi pemakaian koneksi Internet lebih tinggi, jumlah komputer yang memadai akan menghindarkan pengunjung dari menunggu terlalu lama atau meninggalkan Warnet. Konsekuensi jumlah komputer ini diikuti oleh investasi yang lebih besar untuk ongkos koneksi Internet. 

3.   Komputer 
Untuk komputer (khusus untuk warnet), carilah komputer yang layak namun tidak mahal. Carilah sesuai spesifikasi dan kebutuhan yang pas karena di warnet pasti user yang datang hanya untuk sekedar browsing atau chatting. Untuk software gunakan yang asli.

4.   Network/Jaringan
Jaringan yang digunakan menggunakan topogfari jaringan type STAR. Untuk jenis networknya menggunakan jenis LAN (Local Area Network). Beberapa perlatan standar yang dibutuhkan  antara lain : HUB atau SWITCH HUB, 1 PC untuk dijadikan router , dan cable network (sebaiknya dibeli 1 rol untuk persiapan/penggantian kabel nantinya) , ethernet card atau sering disebut LAN card dan juga connector (RG 45).

5.   Biaya  listrik
Biaya listrik per bulan ditentukan oleh kebutuhan listrik dari warnet tersebut. Untuk memperkirakan biaya listrik yang wajar tentu harus di analisa dulu seberapa besar kebutuhan daya listrik. Untuk 10 unit komputer, disarankan adalah minimal 6600 watt. Perkiraan biaya listrik untuk daya sebesar itu biasanya berada di kisaran Rp 900.000 s/d Rp 1.500.000 per bulan.

6.   Biaya koneksi perbulan                                                           
Pilihan koneksi sangat beragam dan bergantung kepada lebar bandwidth, media koneksi, kualitas dll. Lebih baik untuk menentukan dulu kebutuhan bandwidth anda baru berbicara biaya koneksi. Untuk mengetahui berapa biaya koneksi per bulan dapat dilihat dari situs-situs ISP di Indonesia. 

7. Bilik dan Meja Client
Bilik dan meja pengunjung harus ada, hal ini untuk mendukung kenyamanan pelanggan. Semaksimal mungkin bilik kita pilih dengan mempertimbangkan bahan bilik dan pemilihan warna, hal ini agar menciptakan kenyamanan pelanggan hingga akhirnya betah dan berlama-lama menikmati warnet yang kita bangun. Selain itu kita juga harus menghargai privasi pengunjung, namun kita harus tetap menghindari bilik yang 70% tertutup, hal ini untuk menghindari penyalahgunaan bilik-bilik warnet.

8. Service
    Service yang baik adalah warnet yang lengkap fasilitasnya. Warnet yang bisa menyediakan minuman dingin, snack, toilet bahkan mushola. Warnet yang menyediakan jasa : printer, scanner, cetak photo dan masih banyak lagi. 

Simulasi Laba Usaha Warnet 1 dalam Bulan :

• Pemasukan
Sewa Internet         : Rp. 9.000.000,00
Softdrink & Snack : Rp. 300.000,00
Total                       : Rp. 9.300.000,00 

• Pengeluaran
 Bandwith        : Rp. 1.700.000,00
Listrik              : Rp. 800.000,00
Maintenance    : Rp. 1.000.000,00
Gaji Operator  : Rp. 1.500.000,00
Lain-lain          : Rp. 200.000,00
Total                : Rp. 5.700.000,00 

• Keuntungan
 Laba Bersih : Rp. 9.300.000,00 – Rp. 5.700.000,00
Total             : Rp. 4.100.000,00 

Referensi

- http://bisnisukm.com/membangun-usaha-warnet-yang- kompetitif.html
- Buku “Belajar Dari Kesuksesan Pengusaha Top Dunia”. Karangan Bapak M. Suyanto.
-http://www.google.co.id
-http://tutorialite.wordpress.com 
 

Saturday, 21 February 2015

PELUANG BUSINESS BIDANG WEB DESIGNER

Abstrak
   Semakin pesatnya perkembangan teknologi, kini website menjadi media pemasaran produk yang dibilang lebih menguntungkan karena efisiennya waktu dan luasnya cakupan daerah untuk pemasaran. Dengan begitu, kebutuhan akan web designer juga terus meningkat. Web design lebih menekankan fitur fungsional dari sebuah situs web. Seorang desainer web dapat bekerja kantoran ataupun memulai usaha sendiri. Kemampuan/skill dan strategi pemasaran serta sikap mental positif menjadi hal penting yang harus ada pada seorang calon pengusaha. Pada dasarnya yang dilihat dari sebuah pilihan berkarir menjadi web designer bukan sekedar peluang, tetapi bagaimana peluang itu kita bentuk agar menjadi prospek kerja yang bagus untuk masa depan kita. 

Isi
      Dewasa ini, kata “website” atau “web” sangat familiar dalam kehidupan masyarakat modern. Seiring berkembangnya teknologi yang semakin pesat, web memang banyak digunakan oleh businessman untuk memasarkan produk mereka. Selain itu, website dapat digunakan sebagai Media Iklan/Promosi dan Media Komunikasi terhadap customer. Keunggulan pemasaran produk melalui website adalah luasnya jangkauan, efisien waktu, dan income yang didapat oleh perusahaan lebih besar. Tidak bisa dielakkan bahwa beberapa tahun kedepan, masyarakat akan lebih sering menggunakan internet untuk berjualan.
       Dengan begitu, website memunculkan peluang usaha baru, salah satunya Web Design. Kebutuhan akan desainer web akan bertambah seiring banyaknya pengguna website untuk memasarkan produk mereka. Desain pada web adalah sebuah proses komunikasi berbentuk visual yang bisa memberikan informasi-informasi sekaligus mempercantik tampilan website. Desain web berbeda dengan pemrograman web. Desain web lebih menekankan fitur fungsional dari sebuah situs web, serta desain posisi web sebagai semacam desain grafis.
       Dari uraian diatas, dapat dilihat bahwa peluang usaha menjadi seorang desain web sangat menjanjikan karena semakin banyaknya perusahaan yang membutuhkan seorang desain web untuk mengatur tampilan website untuk mempromosikan produk mereka melalui website. Nilai gaji rata-rata web designer kantoran Indonesia berkisar Rp. 1 juta untuk fresh graduate +
pengalaman sedikit dan Rp. 3 juta untuk yang berpengalaman, yang mana jumlahnya juga akan bervariasi tergantung dari faktor:
--> Besarnya perusahaan
--> Lokasi Kota
--> Kebijakan Manajemen

    Selain bekerja kantoran, seorang web designer juga dapat bekerja dengan mendirikan wirausaha atau bekerja freelance. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat ingin memulai usaha web design sendiri, yaitu:
               1. Strategi Pemasaran
                   Sebelum memulai bisnis web design, lebih baik kita belajar bagaimana mendirikan usaha dan
                   strategi dalam pemasarannya. Anda bisa mengumpulkan info dari teman atau bahkan dari buku
                   kiat-kiat sukses untuk berusaha.

               2. Skill
                   Menjadi seorang desainer web pasti butuh kemampuan mendesain dan sentuhan seni, selain itu
                   juga dibutuhkan kemampuan teknis menggunakan software pengolah desain seperti photoshop,
                   fireworks, coreldraw, maupun pengolah gambar lainnya. Kemampuan HTML dan CSS menjadi
                   keahlian selanjutnya yang wajib dimiliki.

  
Selain hal-hal diatas, seseorang yang ingin memulai bisnisnya harus mempunyai sikap mental positif. Jangan pernah berkata “Saya takut bangkrut” atau “Saya takut rugi”. Saat anda siap memulai usaha, anda harus siap rugi. Menjadi web design tidak memerlukan modal yang besar, yang diperlukan adalah kemampuan kita memulai usaha dan bagaimana mengolah skill yang kita punya, sehingga banyak client yang merasa cocok dengan desain buatan kita.
   Pada dasarnya yang dilihat dari sebuah pilihan berkarir menjadi web designer bukan sekedar peluang, tetapi bagaimana peluang itu kita bentuk agar menjadi prospek kerja yang bagus untuk masa depan kita. Beberapa contoh freelancer dan perusahaan web design:

1. DigitalGrafis Studio | Harry JH
    http://www.digitalgrafis.com/
2. Indesain Studios | Yoel
    http://www.indesain.net/
3. iCreativeLabs | Anggi Krisna
    http://www.icreativelabs.com/
4. CreatiVectors | Bayu L Goenantyo
    http://creativectors.com/
5. Webanomaly | Armono Wibowo
    http://www.webanomaly.com/portofolio/index.html
6. alegodesign | Aidil Muladha
    http://alegodesign.net/
7. Play Work Play | Hafiz Rahman
    http://playworkplay.com/
8. PalapaStudio
    http://www.palapastudio.com/
9. Animadesign
    http://animadesign.web.id/
10. Bali Indonesia Freelance Web Developer
     http://developer.web.id/

Referensi  :
  Setiabudi, Jaya. 2009. The Power of Kepepet. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  Suyanto, M. 2005. 11 Rahasia Memulai Bisnis Tanpa Uang: Belajar dari Kesuksesan Pengusaha Top
                                    Dunia. Yogyakarta: Penerbit Andi
                 ------------.2009. 33 Web Portofolio Freelancer dan Perusahaan Web Design Indonesia. 
                                   Artikel Internet: http://zamdesign.wordpress.com/2009/01/25/33-web-portfolio-
                                   freelancer- dan-perusahaan-web-design-indonesia/. Tanggal 11-03-2012.
 Anonim. Bisnis Website Design | Langah Awal Memulainya. Artikel Internet: http://www.chabelita.biz
                                  /papers-contents-60/32-making-money/196-bisnis-website- design-langkah-
                                  awal-memulainya. Tanggal 11-03-2012.

PELUANG BUSINESS DI BIDANG E-COMMERCE

Abstraksi 
E-Commerce, Istilah yang satu ini tampaknya kian akrab di telinga masyarakat, khususnya mereka yang bergelut di dunia bisnis. Berbagai tulisan di media cetak maupun seminar dan diskusi digelar untuk mengupasnya. E-Commerce seringkali didefinisikan sebagai jual beli barang dan jasa melalui medium elektronik, khususnya melalui internet.
Salah satu contoh adalah penjualan produk secara online melalui internet seperti yang dilakukan webStore Kompas Cyber Media. Sebenarnya ada banyak definisi mengenai E- Commerce. Tetapi yang pasti, setiap kali masyarakat berbicara tentang E-Commerce, mereka biasanya memahaminya sebagai bisnis yang berhubungan dengan internet. E-Commerce juga dikenal sebagai E-Bisnis.
Dizaman sekarang ini persaingan bisnis semakin ketat.Perusahan-perusahan mulai sadar akan pentingnyaa pelayanan yang diberikan kepada konsumen, karena ini dapat meningkatakan penjualan.Perusahan-perusahaan mulai melakukan inovasi bisnisnya .E-Commerce merupakan peluang bisnis yang dapat meningkatkan pelayanan dan dengan E-Commerce ini dapat meningkatkan penjualan,tenaga kerja,promosi.
Sangat banyak kemudahan yang bisa didapatkan didalam bisnis E-Commerce ini, namun selain adanya kemudahan tentunya juga ada kekurangan dalam bisnis E-Commerce ini..  
       
Keyword : webStore, Cyber Media,  E-Commerce, E-Bisnis

Peluang Bisnis E-Commerce
E-Commerce atau electronic commerce adalah bagian dari e-lifestyle yang memungkinkan transaksi jual beli dilakukan secara online dari sudut tempat manapun di dunia, sepanjang dapat mengakses internet. Meminjam definisi dari beberapa sumber, E-commerce dapat diartikan sebagai:
• Berhubungan dengan pembelian dan penjualan barang atau jasa melalui internet, khususnya World Wide
   Web (whatis.com)
• Suatu tindakan melakukan transaksi bisnis secara elektronik dengan menggunakan internet sebagai media
   komunikasi yang paling utama (Robert E. Johnson)
• Menjual barang dagangan dan/atau jasa melalui internet (E-commerce Net) .

Keuntungan yang didapat di dalam bisnis E-commerce juga dibagi menurut pelaku bisnisnya, seperti  :

Manfaat e-commerce bagi konsumen :
• Electronic commerce memungkinkan pelanggan untuk berbelanja atau melakukan transaksi lain selama 24
  jam sehari sepanjang tahun dari hampir setiap lokasi.
• Electronic commerce meemberikan lebih banyak pilihan kepada pelanggan; mereka bisa memilih berbagai
   produk dari banyak vendor.
• Electronic commerce menyediakan produk-produk dan jasa yang tidak mahal kepada pelanggan dengan
  cara mengunjungi banyak tempat dan melakukan perbandingan secara cepat.
• Dalam beberapa kasus, khususnya pada produk-produk yang digitized, EC menjadikan pengiriman
  menjadi sangat cepat.
• Pelanggan bisa menerima informasi relevan secara detail dalam hitungan detik, bukan lagi hari atau minggi.
• Electronic commerce memungkinkan partisipasi dalam pelelangan maya (virtual auction).
• Electronic commerce memberi tempat bagi para pelanggan untuk berinteraksi dengan pelanggan lain di
  electronic community dan bertukar pikiran serta berbagai pengalaman.
• Electronic commerce memudahkan persaingan, yang pada akhirnya akan menghasilkan diskon secara
  substansial.

Manfaat e-commerce bagi masyarakat :
• Electronic commerce memungkinkan orang untuk bekerja di dalam rumah dan tidak banyak keluar untuk
  berbelanja, akibatnya ini akan menurunkan arus kepadatan lalu lintas di jalan serta mengurangi polusi
  udara.
• Elctronic commerce memungkinkan sejumlah barang dagangan dijual dengan harga lebih rendah, sehingga
  orang yang kurang mampu bisa membeli lebih banyak dan meningkatkan taraf hidup mereka.
• Electronic commerce memungkinkan orang di negara-negara Dunia ketiga dan wilayah pedesan untuk
  menikmati aneka produk dan jasa yang akan susah mereka dapatkan tanpa EC. Ini juga termasuk peluang
  untuk belajar berprofesi serta mendapatkan gelar akademik.
• Electronic commerce memfasilitasi layanan publik, seperti perawatan kesehatan, pendidikan, dan
   pemerataan layanan sosial yang dilaksanakan pemerintah dengan biaya yang lebih rendah, dan / atau
  dengan kualitas yang lebih baik. Layanan perawatan kesehatan, misalnya, bisa menajangkau pasien di
  daerah pedesaan.

Manfaat e-commerce bagi bisnis :
• Perusahaan-perusahaan dapat menjangkau pelanggan diseluruh dunia. Oleh karena itu dengan memperluas bisnis mereka, sama saja dengan meningkatkan keuntungan.
• e-commerce menawarkan pengurangan sejumlah biaya tambahan. Sebuah perusahaan yang melakukan
  bisnis diinternet akan mengurangi biaya tambahan karena biaya tersebut tidak digunakan untuk gedung dan
   pelayanan pelanggan (customer service), jika dibandingkan dengan jenis bisnis tradisional.

Secara ringkas manfaat / keuntungan e­commerce tersebut adalah sebagai berikut :
• Bagi Konsumen : harga lebih murah, belanja cukup pada satu tempat.
• Bagi Pengelola bisnis: efisiensi, tanpa kesalahan, tepat waktu
• Bagi Manajemen: peningkatan pendapatan, loyalitas pelanggan.

Sesuatu didunia ini memang tidak ada yang sempurna, dibalik keuntungan-keuntungan diatas ada juga beberapa kelemahan dan permasalahan pada E-COMMERCE, yaitu :
Keterbatasan Teknis e-commerce :
• Ada kekurangan sistem keamanan, kehandalan, standar, dan beberapa protokol komunikasi
• Ada bandwidth telekomunikasi yang tidak mencukupi
• Alat pengembangan perangkat lunak masih dalam tahap perkembangan dan sedang berubah dengan cepat
• Sulit menyatukan perangkat lunak Internet dan EC dengan aplikasi dan database yang ada sekarang ini .
• Vendor-vendor kemungkinan perlu server web yang khusus serta infrastruktur lainnya, selain server
   jaringan
• Beberapa perangkat lunak EC mungkin tidak akan cocok bagi hardware tertentu, atau tidak bisa dipasang
  bersama dengan beberapa sistem pengoperasian atau komponen- komponen lain.  

Keterbatasan Non Teknis e-commerce :
• Biaya dan justifikasi.  (34.8 % dari responden). Biaya pengembangan EC dalam rumah bisa sangat tinggi,
  dan kekeliruan yang disebabkan oleh kurangnya pengalaman bisa mengakibatkan adanya delay
  (penangguhan).
• Sekuritas dan privasi. ( 17 ,2 %). Kedua isu ini penting, khususnya di wilayah B2C, lebih khusus lagi isu
  sekuriti yang dipandang serius dibanding yang sebenarnya bila diterapkan inskripsi yang tepat.
  Ukuran-ukuran privasi secara konstan bisa diperbaiki. Tetapi, pelanggan memandang issu ini sebagai
  persoalan sangat penting, dan industri EC memiliki tugas jangka panjang dan berat untuk meyakinkan
  pelanggan bahwa transaksi online dan privasinya, sesungguhnya sangat aman.
• Sedikit kepercayaan dan resistensi pemakai (4,4 %). Pelanggan tidak mempercayai penjual tanpa wajah
   yang tidak mereka kenal (kadang-kadang mereka tidak percaya bahkan meskipun sudah mengenalnya),
   transaksi tanpa kertas, dan uang elektronis. Karena itu pergeseran dari toko fisikal ke toko virtual
   kemungkinan menghadapi kesulitan tersendiri .
             
Sumber:
http://indoskripsionline.wordpress.com/category/peluang-usaha-e-commerce/
http://ikhsan-ai.it-kosongsatu.com/2010/05/manfaat-e-commerce-dan-kelemahannya/
http://research.amikom.ac.id/index.php/KIM/article/view/3624

LANGKAH SUKSES BIDANG E-COMMERCE

Lima Langkah Bisnis E-Commerce

Patricia Seyboald, peneliti dan konsultan terkemuka di Amerika, baru-baru saja menyelesaikan risetnya terhadap lebih dari 40 perusahaan yang berhasil mengembangkan bisnis e-commerce-nya. Berdasarkan kajian yang dilakukan terhadap sejumlah perusahaan tersebut, yang bersangkutan menemukan kesamaan strategi yang masing-masing perusahaan jalankan dalam merencanakan dan mengembangkan bisnis di dunia maya tersebut. Ada 5 (lima) langkah yang mereka jalankan seperti yang dijelaskan sebagai berikut (Seybold, 1998).
Sumber: Patricia Seybold, 1998




Langkah 1: Set Strategy
Hal yang pertama kali harus dilakukan adalah menyusun suatu strategi dengan berpegang pada suatu prinsip, yaitu bagaimana memudahkan konsumen dalam melakukan bisnis dengan perusahaan. Perlu diperhatikan, bahwa konsumenlah yang akan menjadi sumber pendapatan perusahaan karena merekalah yang akan mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan.  Perusahaan harus memastikan bahwa cara berbisnis yang ditawarkan tidak merepotkan atau menyilitkan mereka, sebaliknya justru mempermudah mereka dalam mendapatkan produk atau jasa yang dibutuhkan. Jalan yang paling mudah untuk mulai membangun strategi perdagangan melalui dunia maya yaitu dengan cara berempati, yaitu berfikir seperti layaknya seorang konsumen. Paling tida ada 5 (lima) “syarat” konsumen yang harus selalu diperhatikan dan dipenuhi, yaitu masing-masing:
“Don’t Waste Our Time” – yang memiliki arti bahwa perusahaan harus menerapkan mekanisme perdagangan yang cepat dan tidak membuang-buang waktu berharga konsumen. Contohnya, jika ingin menerapkan pembayaran melalui website, harus dipastikan bahwa mekanisme pengisian formulir dan pembayaran dapat dilakukan dengan cepat. Dengan kata lain, rangkaian aktivitas mulai dari pemilihan produk atau jasa sampai dengan proses distribusi, harus dapat dilakukan secara efektif dan efisien, dilihat dari perspektif konsumen.
“Remember Who We Are” – merupakan suatu prinsip dimana perusahaan harus memberikan perhatian yang cukup kepada konsumen yang dilayaninya, terutama mereka yang telah pernah melakukan transaksi sebelumnya dengan perusahaan. Peran sistem basis data konsumen sangat menentukan di sini, dimana perusahaan harus mengetahui karakteristik masing-masing konsumennya sehingga tahu betul cara melayani mereka.
“Make It Easy for Us to Order and Procure Service” – mengandung makna bahwa selain cepat, proses pemesanan dan pembelian barang pun harus dapat dilakukan secara mudah, dan tidak bertele-tele. Harap diperhatikan bahwa dengan menggunakan teknologi informasi, belum tentu semuanya dapat berjalan dengan cepat dan sederhana, karena untuk barang-barang yang bersifat fisik (tidak dapat didigitalisasi), proses pengiriman atau distribusi secara fisik tetap dilakukan, sehingga jarang justru akan melibatkan proses-proses manual (konvensional). Contohnya adalah pengiriman buku dari luar negeri ke dalam negeri yang harus tertahan di kantor pos karena si pemesan harus membayar pajak tambahan terlebih dahulu, dan mengambil barangnya di kantor pos.
“Make Sure Your Service Delight Us” – menekankan bahwa perlunya perusahaan untuk selalu memuaskan konsumen dilihat dari segi pelayanan (customer service) yang diberikan. Ada pepatah mengatakan bahwa ‘good service is proactive service’, yang berarti bahwa perusahaan jangan selalu beranggapan bahwa semuanya telah dan akan berjalan dengan baik. Manajemen harus dapat mengantisipasi berbagai hal yang mungkin terjadi dan menimpa konsumennya. Misalnya adalah pengiriman paket yang mungkin lebih lambat dari jadwal yang telah dijanjikan. Terhadap berbagai hal yang mungkin terjadi ini, perusahaan harus memiliki ‘senjata’ untuk dapat mengembalikan kekecawaan konsumen karena adanya hal-hal yang tidak diinginkan terjadi tersebut.
“Customize Your Products and Service for Me” – adalah sebuah hal yang secara teknis telah mungkin dilakukan pada saat ini, yaitu perusahaan dapat menciptakan dan menjual produk atau jasa yang unik terhadap kebutuhan spesifik konsumen tertentu. Misalnya adalah seorang konsumen yang menetapkan sendiri kriteria pesawat dan hotel yang ingin dipergunakannya selama bepergian ke luar kota. Tentu saja perusahan perlu mengadakan kajian terhadap kemungkinan dapat dipenuhinya kebutuhan tersebut, mengingat besarnya investasi yang kerap harus dikeluarkan untuk dapat memberikan pelayanan seperti ini.

Langkah 2: Focus on the End-Customer
Setiap proses bisnis pasti memiliki konsumen yang secara langsung maupun tidak langsung “menkonsumsi” produk atau jasa yang ditawarkan. Pada tahapan ini, adalah penting bagi perusahaan untuk mengkaji dan mendefinisikan siapa sebenarnya konsumen lansung (end-customer) dari produk atau jasa yang ditawarkan. Hal ini perlu dilakukan menimbang prinsip-prinsip sebagai berikut:
Pada akhirnya, merekalah yang akan menikmati atau mengkonsumsi produk tersebut, bukan para distributor atau retailer. Jika terjadi kesalahan mekanisme bisnis pada salah satu titik distribusi tersebut yang menyebabkan konsumen tidak puas (misalnya kesalahan dalam proses ‘handling’ sehingga produk menjadi cacat), maka perusahaan-lah yang akan terkena dampaknya. Oleh karena itu, adalah langkah yang tepat untuk selalu memperhatikan dengan seksama perilaku dan penilaian end-customer terhadap kualitas produk dan pelayanan yang diberikan.
Di dalam dunia maya, terjadi fenomena yang disebut sebagai “disintermediation”, dimana dengan adanya internet memungkinkan terjadinya proses perdagangan langsung antara pihak pencipta produk dengan end-customer-nya, tanpa harus melalui perusahaan-perusahaan “broker” lainnya. Tentu saja, hal ini akan menekan biaya distribusi sehingga secara langsung akan berdampak pada harga produk atau jasa yang ditawarkan. Jika end-customer menyadari hal ini, maka mereka tentu saja akan memilih untuk berbisnis langsung dengan perusahaan pencipta produk tanpa harus melalui perantara lainnya.
Langkah mengetahui end-customer juga dapat dipergunakan untuk memperhatikan basis komunitas konsumen yang terbentuk sehingga perusahaan dapat dengan mudah memfokusikan dirinya pada segmen tersebut. Disamping itu, dengan mengetahui karakteristik end-customer, perusahaan juga dapat melakukan “bargaining” terhadap distributor atau retailer yang memiliki basis komunitas konsumen yang besar dan baik.
Pertimbangan terakhir adalah kenyataan bahwa yang memegang uang untuk membayar produk atau jasa yang ditawarkan adalah end-customer, sehingga merekalah yang secara prinsip harus dijaga kepuasan dan loyalitasnya.

Langkah 3: Redesigning Customer-Focus Business Process
Ketika konsep Business Process Reengineering (BPR) diperkenalkan sejalan dengan perkembangan teknologi informasi, banyak perusahaan yang mulai melakukan rancang ulang terhadap proses dan aktivitas internalnya agar tercipta suatu alur yang efisien (cheaper, better, and faster). Hanya saja ada kesalahan prinsip yang sering dilakukan, yaitu dimulainya melakukan proses perancangan dari dalam ke luar (from inside to outside), padahal tujuan akhir dari perubahan proses bisnis tersebut adalah untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, yang notabene berada di luar perusahaan (eksternal). Proses perancangan ulang yang benar adalah dengan memualinya dari aktivitas terluar, yaitu yang menghubungkan perusahaan dengan konsumennya (customer focus business process). Dengan selalu beranggapan bahwa “customer is a king”, perusahaan berusaha mencari tahu dahulu hal-hal apa saja yang menjadi tuntutan konsumen terhadap cara-cara atau mekanisme perusahaan dalam melakukan perdagangan melalui internet, barulah manajemen menentukan proses bisnis yang sesuai yang harus dilakukan secara internal untuk mendukung kebutuhan tersebut. Proses ini dinamakan sebagai “Redesigning Processes from the Outside In). Dalam kerangka manajemen e-commerce akan terlihat bagaimana perusahaan akan melakukan “streamlining” terhadap beberapa proses berikut secara berurutan:
1.    Customer Service Business Process (Virtual Market)
2.    Internal Supply Chain Management
3.    Vendors and Suppliers Management

Langkah 4: Wire Company for Profit
Setelah proses bisnis selesai dirancang ulang untuk menyesuaikan dengan karakteristik bertransaksi di dunia maya, langkah selanjutnya adalah mempersiapkan infrastruktur perusahaan untuk memungkinkan terjadinya mekanisme bisnis yang diinginkan. Yang paling penting untuk dikathui di sini adalah bagaimana mentransformasikan kebutuhan bisnis dengan spesifikasi teknologi informasi yang ada (business and information technology alignment). Ada 4 (empat) “bahasa” yang dapat dipergunakan untuk menjembatani gap yang biasa terjadi antara sisi bisnis (demand) dengan sisi teknologi (supply), yaitu sebagai berikut:
-Customer Profiles – merupakan karakteristik konsumen beserta perilakunya yang akan sangat menentukan tipe aplikasi yang cocok dipergunakan sebagai sarana untuk melakukan mekanisme perdagangan. Sistem antarmuka (user interface) merupakan kunci dari efektivitasnya sebuah situs e-commerce dalam merangsang konsumen untuk melakukan transaksi melalui internet.
-Business Rules – dimana merupakan pengejawantahan dari kebijakan perusahaan (company policy) dalam melakukan mekanisme bisnis dan perdagangan. Aturan-aturan ini secara implisit maupun eksplisit harus dapat didefinisikan dengan jelas sehingga pihak perancang teknologi informasi dapat menentukan sistem yang sesuai dengan kebutuhan tersebut dan dapat memimikkan aturan-aturan proses yang berlaku. Termasuk dalam kategori ini adalah mekanisme jual beli, aturan perpajakan, cara penentuan harga, fasilitas pemotongan (discount), dan lain sebagainya.
-Business Events – adalah kumpulan dari aktivitas utama yang biasa dilakukan oleh pihak-pihak terkait (stakeholders) dalam perusahaan maupun oleh rekanan bisnis atau konsumen. Misalnya adalah transfer uang dari rekening bank ke perusahaan, penanganan keluhan konsumen, pembuatan laporan berkala perusahaan, permintaan informasi oleh pelanggan, dan lain sebagainya.
-Business Objects –  yang pada dasarnya adalah kumpulan dari entiti-entiti bisnis, baik secara fisik maupun abstrak, yang ditemui di dalam aktivitas sehari-hari dan menjadi subjek maupun objek dalam proses perdagangan. Contohnya adalah: pelanggan, pemasok, uang, peralatan, kertas, buku, dan lain-lain. Pengkajian terhadap objek yang relevan dengan bisnis perusahaan sangat penting karena pengembangan aplikasi e-commerce menggunakan prinsip-prinsip “component based development system” yang merupakan konsep pemrograman berbasis objek.

Langkah 5: Foster Customer Loyalty

Langkah yang terakhir adalah berusaha untuk membuat konsumen loyal terhadap perusahaan e-commerce yang ada, hanya karena dengan loyalitas mereka sajalah maka profitabilitas usaha dapat tercapai. Prinsip-prinsip profitabilitas yang dapat dicapai dengan cara memelihara loyalitas konsumen adalah sebagai berikut:
-Base Revenue – dimana perusahaan harus memiliki model bisnis (business model) yang menjamin adanya pemasukan (cash-in) bagi perusahaan paling tidak untuk mempertahankannya tetap eksis di internet (operational cost). Jika sumber pendapatan ini dapat secara konvensional diterima oleh perusahaan sesuai dengan siklus keuangan yang dibutuhkan, maka perusahaan telah berada dalam posisi yang aman.
-Growth – setelah sumber dasar pendapatan secara aman telah diperoleh, maka tibalah saatnya perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya sehingga dapat tumbuh menjadi lebih besar. Cara termudah adalah dengan berusaha meningkatkan jumlah konsumen atau dengan menawarkan produk/jasa baru kepada konsumen yang sudah ada.
-Referral – jika konsumen atau pelanggan tetap merasa puas dengan fasilitas dan pelayanan yang diberikan oleh perusahaan, maka mereka akan memberitahukannya dengan calon konsumen lain. Teknik pemasaran “dari mulut ke mulut” ini terbukti masih menjadi cara yang paling efektif untuk mendapatkan pelanggan di dunia maya, sehingga secara cepat dan pasti perusahaan akan terus mendapatkan pelanggan baru.
-Price Premium – teknik terakhir yang dapat dipakai untuk meningkatkan pendapatan adalah dengan menerapkan sistem penerapan harga yang berbeda untuk masing-masing konsumen (price discrimination). Kenyataan bahwa konsumen yang loyal biasanya mau mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk membeli suatu produk atau jasa dibandingkan dengan konsumen baru merupakan peluang bagi perusahaan untuk memberlakukan harga khusus (price premium) bagi mereka.

PELUANG MENDIRIKAN USAHA INTERNET SERVICE PROVIDER

ABSTRAK
Di dalam makalah ini, saya akan membahas peluang dalam berbisnis dengan layanan penyedia internet atau bisa juga disebut ”Internet Service Provider” badan usaha yang menjual koneksi internet atau sejenisnya kepada pelanggan. ISP awalnya sangat identik dengan jaringan telepon, karena dulu ISP menjual koneksi atau access internet melalui jaringan telepon. Sekarang, dengan perkembangan teknologi ISP itu berkembang tidak hanya dengan menggunakan jaringan telepon tapi juga menggunakan teknologi seperti fiber optic dan wireless. 

1. PENDAHULUAN
Dimulai pada dekade 90-an perkembangan Internet semakin berkembang pesat, di Indonesia sendiri bisnis Internet mulai dikenal sekitar tahun 95-an yang diawali dengan munculnya Internet Service Provider yang menyediakan akses ke Internet dengan bandwidth berkisar antara 14.4 kbps hingga 28.8 kbps. Hingga akhir tahun 1999 daftar ISP di Indonesia baik yang sudah beroperasi maupun belum beroperasi sekitar 55 ISP, tapi saat ini di tahun 2001 ini jumlah ISP secara keseluruhan yang tercatat di Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) sudah menginjak angka 155 ISP. Bisnis ISP memilik prospek yang bagus. Saat ini semua bisnis yang berbasis Internet tidak akan berkembang apabila infastruktur dan koneksi ke Internet tidak dibangun terlebih dahulu, berdasarkan data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), saat ini data pelanggan beberapa ISP adalah sebagai berikut: Data Pelanggan ISP  :
LinkNet : 100.000 pelanggan TelkomNet : 100.000 pelanggan IndosatNet : 41.000 pelanggan CBN : 35.000 pelanggan IndoNet : 15.000 pelanggan RadNet : di atas 20.000 pelanggan Centrin : di atas 20.000 pelanggan Dnet : di atas 10.000 pelanggan MegaNet : di atas 10.000 pelanggan Idola : 4000 pelanggan 
Data APJII tahun 2000 - 2001 

2. INTERNET SERVICE PROVIDER 
Internet Service Provider (ISP)) adalah perusahaan atau badan yang menyelenggarakan jasa sambungan internet dan jasa lainnya yang berhubungan. Kebanyakan perusahaan telepon merupakan penyelenggara jasa internet. Mereka menyediakan jasa seperti hubungan ke internet, pendaftaran nama domain, dan hosting.
ISP ini mempunyai jaringan baik secara domestik maupun internasional sehingga pelanggan atau pengguna dari sambungan yang disediakan oleh ISP dapat terhubung ke jaringan internet global. Jaringan di sini berupa media transmisi yang dapat mengalirkan data yang dapat berupa kabel (modem, sewa kabel, dan jalur lebar), radio, maupun VSAT.
ISP menerapkan biaya bulanan kepada pelanggan. Hubungan ini biasanya dibagi menjadi dua kategori: modem ("dial-up") dan jalur lebar. Hubungan dial-up sekarang ini banyak ditawarkan secara gratis atau dengan harga murah dan membutuhkan penggunaan kabel telepon biasa. Hubungan jalur lebar dapat berupa ISDN, non-kabel, kabel modem, DSL, Internet satelit. Broadband dibanding modem memiliki kecepatan yang jauh lebih cepat dan selalu "on", namun lebih mahal.

2.1. MEMULAI INTERNET SERVICE PROVIDER
Menyelenggarakan layanan Internet bukan hal sulit pada skala entry level. Pengusaha lokal mampu berkreasi dan membangun jaringan distribusi domestik untuk memenuhi kebutuhan layanan akses Internet masyarakat setempat atau komunitasnya. 
Kondisi ini menunjukkan tingginya tingkat kebutuhan layanan Internet di daerah. Sementara ketersediaan layanan dan infrastruktur sangat terbatas. Kalaupun ada, daya beli masyarakat tidak mampu menjangkau. Sehingga pilihan terbaik adalah membangun sendiri infrastruktur dan menyelenggarakan layanannya. 
Kreatifitas ini umumnya UKM bermotif semi profit yang berevolusi. Komunitas TI lokal menguasai pengetahuan, solusi teknologi tepat guna yang memungkinkan terselenggaranya infrastruktur mandiri sebagai upaya penetrasi membuka isolasi. Membangun RT/RW Net, kolaborasi Warnet, berbagi pakai layanan akses Internet, mereduksi biaya, meningkatkan efisiensi saluran dan kapasitas akses. 
Kreatifitas ini tidak terakomodasi dalam tatanan industri dan regulasi Pemerintah. Pemain skala entry level terutama di daerah, sulit memenuhi persyaratan perijinan. Misalnya dalam hal bentuk badan usaha, proposal bisnis, persyaratan teknis (ULO), cost and effort yang tinggi ditambah isu pajak dan BHP serta proses yang tidak sederhana, memakan waktu dan energi. 
Sangat sulit memfasilitasi dan mengakomodasi kreatifitas tersebut bila masih menggunakan paradigma regulasi saat ini. Regulasi menjadi barrier to entry, tidak memberi kesempatan pemain skala UKM di daerah. Regulasi tidak mampu mendorong penetrasi di daerah serta jaminan kesetaraan perlakuan dan tingkat layanan (equal level playing field) serta akuntabilitas penyelenggara. 
Penetrasi Internet Indonesia baru mencapai < 10 % dari jumlah penduduk dan tingkat pertumbuhannya di bawah laju pertambahan penduduk. Sebagian besar hanya terjadi di kota besar, Ibu Kota Propinsi, terutama Jakarta saja. Dari ± 150 ISP berlisensi resmi (Nasional) yang ada, kurang dari 10% yang beroperasi di luar Jakarta atau di luar Ibu
Kota Propinsi. Itupun sebagian besar di Pulau Jawa. 
Implikasinya adalah fenomena negatif. Birokrasi perijinan rawan praktik kolusi dan jual beli lisensi. Biaya awal yang tinggi mendorong pengusaha mempercepat pengembalian modal saja tanpa memikirkan penetrasi di daerah. Praktis bekerja pada pasar yang menjanjikan dan itu berarti Jakarta atau kota besar saja. 
Konsentrasi layanan hanya di kota besar juga disebabkan oleh ketergantungan ISP pada operator infrastruktur. Komplikasi bisnis terjadi karena operator umumnya juga menjadi ISP. Sifat infrastruktur yang monopolistis menghambat kreatifitas usaha, menimbulkan praktek persaingan usaha yang tidak sehat, kualitas layanan yang rendah dan tarif yang tinggi. 
UKM di daerah tidak akan mampu memenuhi biaya infrastruktur eksisting. Maka solusi terbaiknya adalah memberikan kebebasan untuk berinovasi membangun sendiri infrastruktur sesuai skala kebutuhannya. 
Isentif kemudahan perijinan, jaminan perlakuan yang setara, kebebasan inovasi untuk membangun sendiri infrastrukturnya akan mendorong UKM di daerah menjadi ujung tombak penetrasi, menyediakan keragaman jenis dan kualitas layanan, tarif yang terjangkau serta pemahaman lingkungan sesuai kondisi masyarakat dan komunitasnya.  

3. KELAS LISENSI
Masukan komunitas, pada umumnya mendukung bentuk Registrasi “kelas lisensi” yang pada dasarnya adalah sebuah kriteria skala layanan:

1. Kelas Akses Terbatas. Penyelenggara akses Internet berbagi pakai dalam lingkup terbatas atau tertutup (kelompok sendiri). ISP jenis ini adalah RT/RW Net, Kelompok Warnet, Ekstranet Pendidikan, Pemerintahan dsb. Bersifat terbatas, melayani komunitasnya sendiri. Skala distribusi domestik (tidak lintas wilayah geografis melebihi Kecamatan). Semi profit, sebagai upaya sustainability. Mereduksi biaya serta efisiensi saluran dan kapasitas akses. Ada yang berbadan usaha,
namun tidak berbadan hukum dan RT/RW Net tidak ada legalitas, hanya perorangan dan komunitas pengguna bersifat cair 

2. Kelas Akses Domestik. Penyelenggara akses Internet komersial untuk publik dalam lingkup terbatas domestik (kota/kabupaten). Umumnya memiliki Badan Usaha namun tidak semuanya berbadan hukum dengan struktur permodalan sebagian besar dimiliki orang lokal. Jenis ISP ini tidak memiliki jangkauan dan skala layanan di luar wilayah domisilinya, kecuali bila wilayah tetangganya belum terjangkau infrastruktur dan layanan akses Internet 

3. Kelas Akses Nasional. Penyelenggara akses Internet komersial untuk publik dalam lingkup Nasional. Berbadan hukum, punya rencana pengembangan jaringan dan layanan Nasional (atau lintas wilayah). Membangun jaringan sendiri, membuka cabang dan pusat layanan di daerah dan SOP yang berlaku sama. Punya billing system roaming, kerjasama interkoneksi, landing right dsb.) dan wajib ULO. ISP yang termasuk dalam kelas ini adalah semua yang beroperasi di Ibu Kota Negara dan Ibu Kota Propinsi. Dalam 2 (dua tahun) harus memiliki cabang di luar wilayah domisilinya (atau down grade) dan merealisasikan target jumlahnya. Mungkin juga dikenai kewajiban USO.  

4. PROSEDUR REGISTRASI
Ditjen Postel menyediakan web site resmi yang berisi fasilitas pendaftaran dan direktori ISP sesuai kelas lisensinya. Web ini memiliki fasilitas tracking and rating yang secara periodik berubah berdasarkan masukan penyelenggara maupun komunitas. Dari sistem ini Ditjen Postel akan memiliki basis data yang akurat dan mempunyai dasar law enforcement apabila terjadi pelanggaran.

5. STATUS REGISTRASI ISP
1. Disetujui (granted), bila memenuhi persyaratan administratif dan verifikasi
2. Ditolak (rejected), bila persyaratan tidak bisa dipenuhi atau sengaja menolak
    persyaratan. Untuk itu disebutkan alasan penolakan secara transparan.
3. Dibekukan (suspended), karena sedang bermasalah
    (sengketa atau tuntutan pelanggan atau atas perintah   pengadilan dsb).
4. Dikeluarkan (expelled), karena bubar, bangkrut, berubah nama atau ganti bidang usaha
5. Daftar hitam (black listed), karena telah berulangkali melakukan pelanggaran
   (tidak memberikan laporan, laporan tidak benar, manipulasi peryaratan dsb.).
   Disebutkan track record pelanggaran dan unsur yang terlibat. Jangka waktu daftar hitam 2 (dua) tahun.
   Bila diterima kembali, disebutkan perbaikan yang telah dilakukan sebagai rehabilitasi (setelah melalui
   verifikasi). 
Status registrasi ini ditentukan kriterianya oleh Tim Penilai Ditjen Postel sebagai mekanisme kontrol dan perlindungan masyarakat. Publikasi terbuka Web Site ini memungkinkan masyarakat dan pengguna berpartisipasi dalam pengawasan.

6. JAMINAN PENDAFTARAN MELALUI WEB SITE
1. Transparansi proses birokrasi perijinan
2. Percepatan proses birokrasi perijinan
3. Kemudahan dan reduksi biaya perijinan
4. Otentikasi dan verifikasi penyelenggara.

7. PERSYARATAN ISP KELAS AKSES TERBATAS
1. Pendaftaran (pengisian formulir), identitas penanggung jawab
2. Informasi Layanan yang berisi jenis usaha (RT/RW Net, Kelompok Warnet, Ekstranet),
    jumlah pelanggan, topologi, konfigurasi teknis, kapasitas layanan, jaminan kualitas
    (QoS, SLA/SLG, kompensasi)
3. Informasi manajemen, SDM dan perangkat administratif. 

8. PERSYARATAN ISP KELAS AKSES DOMESTIK
1. Pendaftaran (pengisian formulir), identitas, penanggung jawab
2. Melampirkan bukti Badan Usaha (Akte Perusahaan, SIUP/TDP, NPWP)
3. Proposal bisnis, pembangunan dan pengembangan jaringan
4. Informasi Layanan yang berisi jenis layanan, jumlah pelanggan, topologi, konfigurasi teknis, kapasitas layanan, jaminan kualitas (QoS, SLA/SLG, kompensasi), Network Management System, Network Monitoring
5. Informasi manajemen, SDM dan perangkat administratif, CRM. 

9. PERSYARATAN ISP KELAS AKSES  NASIONAL
1. Pendaftaran (pengisian formulir), identitas, penanggung jawab
2. Bukti Badan Usaha (Akte Perusahaan, SIUP/TDP, Badan Hukum / Lembaran Negara, NPWP)
3. Proposal bisnis, pembangunan dan pengembangan jaringan
4. Informasi Layanan yang berisi jenis layanan, jumlah pelanggan, topologi, konfigurasi teknis,
    kapasitas layanan, jaminan kualitas (QoS, SLA/SLG, kompensasi)
5. Billing system, kerjasama interkoneksi, landing right, ijin frekuensi, Network Management System,
    Network Monitoring
6. Informasi manajemen, SDM dan perangkat administratif, CRM
7. Standarisasi perangkat, ULO, USO. 
Mekanisme registrasi ini tidak dikenakan biaya.

10. STANDAR LAYANAN
Setiap ISP harus memiliki standar layanan yang harus dipenuhi:
1. Menyediakan repository data dan software update lokal (anti virus, anti malware, anti spy ware dsb.)
2. News letter dan customer alert berfungsi untuk memberitahukan informasi terbaru serta peringatan
    (misalnya jadwal maintenance)
3. Customer Care and Technical Support
4. Network management and monitoring
5. Optional web cache, web accelerator, dns cache, smtp
6. Real IP address (alive).

11. KEWAJIBAN YANG HARUS  DIPENUHI
ISP juga harus memenuhi sejumlah kewajiban sebagai wujud tanggung jawab sosial dan moral:
1. Pakta Integritas (obligasi layanan, proteksi dan filtering pornografi, fraud serta content yang tidak sesuai
    budaya lokal, identifikasi pengguna, penyediaan log akses, log transaksi, billing, network management,
    monitoring and control)
2. Memiliki SLA/SLG yang jelas kepada client termasuk dalam hal pemberian kompensasi bila diperlukan
3. Melakukan pelaporan periodik (triwulan, tahunan) yang meliputi: perkembangan layanan
   (jumlah pengguna, kapasitas jaringan dsb.).
4. Membayar Pajak dan BHP Telekomunikasi dan kewajiban keuangan lainnya
5. Setiap pelanggaran dikenakan sanksi dan denda.
 
12. STRUKTUR DAN FASILITAS WEB
Web Site Ditjen Postel adalah sistem yang diandalkan untuk melaksanakan proses registrasi ISP ini. Untuk itu, harus memiliki struktur dan fasilitas:
1. Direktori data ISP (berbasis formulir registrasi)
2. Formulir dan sistem pelaporan rutin perkembangan ISP
3. Prasyarat teknis dan non teknis registrasi dan penjelasannya
4. Bagan prosedur / workflow registrasi dan penjelasannya
5. Sistem tracking / ticketing (CRM) dan rating
6. Wiki, terminologi, FAQ dan ISP How To yang berisi berbagai jenis artikel umum maupun khusus
    seperti konfigurasi teknis, tips and tricks. Fasilitas ini bisa diselenggarakan bekerjasama dengan
    asosiasi terkait serta komunitas
7. Forum dan masukan masyarakat
8. Forum dan masukan / komplain ISP
9. Kontak resmi.
  
13. WORKFLOW REGISTRASI
1. Calon ISP mendaftarkan dengan mengisi formulir web, melengkapi dokumen yang dibutuhkan
    (attachment, hard copy dikirimkan via fax dan pos tercatat)
2. Calon ISP menerima tiket yang
    berfungsi sebagai tanda terima dokumen dan kode web tracking proses pelayanan pada sistem
    web CRM registrasi ISP   (dengan kode ini calon ISP dapat melacak proses registrasinya)
3. Ditjen Postel melakukan proses verifikasi dokumen dan prasyarat
4. Surat Tanda Penerimaan dan nomor registrasi diberikan dalam bentuk digital dan ditampilkan
    pada account direktori ISP tersebut. Hard copy dikirimkan via fax dan pos tercatat kepada ISP tersebut
5. ISP memiliki account direktori di web site Ditjen Postel yang berisi detail identitas dan kondisi
    kapasitas layanan, coverage area, kondisi teknis (BTS, ADSL link, dial up link dsb.), manajemen,
    teknisi, marketing, jaminan SLA/SLG dan kompensasi/restitusi dan kondisi pelanggan. Account
    direktori ini berbentuk Wiki, dimana secara periodik ISP bisa melakukan perubahan informasi
    dengan notifikasi versi perubahan terakhir (waktu, tanggal).
6. Setiap perubahan informasi pada account akan mendapatkan tiket verifikasi oleh Tim Ditjen Postel.
    Apabila data sudah diverifikasi Tim Ditjen Postel akan memberikan kode otentikasi verifikasi pada data
    perubahan terakhir di account ISP tersebut
7. Track record perubahan dan status registrasi (termasuk sanksi dan denda serta pelanggaran yang pernah
   dilakukan). Track record ini penting sebagai bahan diskursus dan evaluasi baik oleh Ditjen Postel, ISP
   yang bersangkutan, asosiasi terkait dan masyarakat
8. Workflow yang sama berlaku untuk proses pengajuan perubahan kelas lisensi maupun pengunduran diri. 

14. MANFAAT UNTUK KOMUNITAS
1. Percepatan penetrasi Internet hingga di daerah yang belum terjangkau
2. Pertumbuhan pemain (0memberi kesempatan) dan pasar
3. Variasi dan alternatif layanan bagi masyarakat
4. Perbaikan dan peningkatan kualitas layanan
5. Penurunan tarif infrastruktur dan layanan
6. Penambahan infrastruktur domestik.
 
15. KESIMPULAN
1. Kepastian tatanan industri Internet, semua pemain terakomodasi
2. Minimum barrier to entry untuk berpartisipasi dalam industri
3. Kemudahan birokrasi dan bebas biaya
4. Kebebasan implementasi, kreatifitas
5. Jaminan perlakuan yang setara.